Mental Health Matters

Saya selalu percaya, 'anything happens for a reason'.
bahkan udel saja meskipun bentuknya gak jelas gitu ada tujuannya. *megangin udel*.

Saya sendiri.. baru baru ini mendapat inspirasi setelah bersemedi 7 hari 7 malam di jamban kesayangan saya. 

yap, sudah saya putuskan saya ingin menjadi penulis skenario. Bukan skenario film biru loh ya!

Kenapa penulis skenario? Karna menurut saya menulis sebuah film itu keren, berbeda dengan menulis buku. jika sebuah  buku mungkin hanya bisa dibaca saja, sedangkan film? lebih dari itu. Selain bisa ditonton banyak orang pesan yang tersampaikan juga akan lebih jelas. 

NENEK NENEK 90 TAHUN JUGA TAU! 

Tapi sebenarnya alasan utama saya ingin menulis sebuah film adalah karena saya ingin menceritakan tentang sesuatu yang saya lihat tetapi orang lain tidak lihat. bukan bukan, saya bukan roy kiyoshi atau seperti anak indigo lainnya. saya tidak bisa melihat hantu. Boro boro hantu, mendengar suara tokek saja saya sudah ngibrit!

Dengan film saya ingin menceritakan tentang sebagian skenario dalam hidup saya. tentang anxiety, mentall illness, gelap, perasaan ketika mendengarkan lagu dengan mata tertutup (coba deh), cinta, depression, berkendara di malam hari dsb. 

saya terinspirasi dari Paul Thomas Anderson penulis dan sutradara film terkenal hollywood. melalui filmnya 'punch, drunk and love' menceritakan kisah tentang kehidupan seorang pengidap mentall illness dengan segala struggling dalam kehidupannya, percintaan, berkomunikasi, panic attack, masa lalu, dsb. dimana bisa dibilang tidak banyak orang yang tau mengenai hal itu.
tapi bagi kami? thats means a lot! 

"itu saya banget!"

setelah menonton film itu saya merasa, ternyata saya tidak sendirian. tidak hanya saya saja yang merasakan struggling with mental health. karakter itu juga. 

dan ternyata memang, hampir semua film dia lainnya seperti itu.. 'Phantom Thread, There Will Be Blood, The master' juga sama. main characternya memiliki permasalahan yang sama. 'Masalah Psikologis' dan itu menarik perhatian saya. selain karna saya juga mengidapnya, munkgin karna memang banyak orang yang tidak tahu dan menganggap hal itu tidak penting. 

'MAN, MENTAL HEALTH MATTERS!!' begitu kata Jhonny Benjamin. meskipun saya gatau dia siapa. dia pernah bilang;

"in the school we didnt teach about mental health problem, even though it is a very important thing that affects us at the age of 20 about our happiness and depression in the future"

artinya; 'toilet disebelah mana ya mbak?'

bukan, bukan. Artinya: disemasa sekolah kita tidak pernah diajarkan tentang mental health. padahal menurut penelitian diinggris bukan indramayu-hargeulis! itu adalah hal yang sangat penting, yang mungkin mempengaruhi kita akan bahagia atau tidak pada usia 20 tahun.

bahkan ibu saya sendiri tidak percaya saya mengidap mental illness, ibu saya mengira saya bercanda. padahal waktu itu saya tidak tertawa.

"kamu sakit mental? kamu gila dimananya??"

karna memang dari luar saya tidak kelihatan. saya seperti anak remaja middle age pada umumnya, pacaran, bergaul, main game, having fun, dsb.

padahal yang orang tidak ktau adalah mental illness itu gak melulu tentang menjadi  gila/ pshycopat.
itu lebih dari itu. unhappy, feeling empty, anxiety, ocd, depression, dsb.

sampai pada akhirnya saya dibawa ke psikolog, dan setelah diterapi psikiater saya bilang ke ibu saya bahwa yap, saya memang mengidap mental illness.

"ayam.. ayam.. ayam.."

ibu saya kaget.


You May Also Like

0 comments